Apa Yang Diharapkan Masyarakat di HUT Karawang ke 392, Obet Kritik : Pengangguran Tinggi dan Ekonomi Masih Lemah

Header Menu


SELAMAT BERKUNJUNG KE LAMAN MEDIA ONLINE - PERS TV - BERITA UNTUK RAKYAT

Apa Yang Diharapkan Masyarakat di HUT Karawang ke 392, Obet Kritik : Pengangguran Tinggi dan Ekonomi Masih Lemah

PERJUANGAN NEWS
Sabtu, 13 September 2025


Karawang - Kabupaten Karawang ini sebenarnya punya Pemerintah Daerah yang membela masyarakatnya, atau hanya pandai berpura-pura peduli?” Pertanyaan menusuk ini dilontarkan Tatang Obet, aktivis Karawang yang terkenal vokal memperjuangkan hak-hak warga.

Jelang Hari Ulang Tahun Karawang ke-392, Tatang Obet Aktivis MPPN (masyarakat pemerhati penyelamat negara) lontarkan kritik pedas, perusahaan-perusahaan raksasa di Karawang diduga merekrut tenaga kerja dari luar daerah dan menganggap remeh potensi lokal. Lebih parah lagi, ia menuding sebagian institusi Pemerintah Daerah sendiri malah ikut berperan—menutup mata terhadap universitas dan lulusan Karawang, menggandeng pihak luar, bahkan kabarnya ikut memprioritaskan pekerja luar.

“Ini penghinaan terang-terangan!” seru obet. “Seolah-olah otak dan tenaga warga Karawang tidak layak dipertimbangkan. Pemerintah daerah yang seharusnya jadi benteng rakyat justru memberi contoh buruk. Kalau begini, apa bedanya mereka dengan perusahaan-perusahaan rakus yang mengeruk hasil bumi Karawang tapi melupakan rakyatnya?”ucapnya pada media perjuangannews.com, Sabtu (13/09/2025).

Menurut Obet sapaan akrab, Pemkab Karawang gagal menunjukkan keberpihakan nyata terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dan kualitas tenaga kerja lokal. 

“Mereka sibuk dengan seremoni HUT yang megah, memamerkan panggung hiburan, tapi panggung kebudayaan Karawang sendiri justru diabaikan. Ini penghinaan ganda—identitas budaya kita diremehkan, rakyat kita diasingkan di tanah kelahirannya,” tegasnya.

Tatang menyerukan masyarakat Karawang untuk tidak diam: 

“Jangan mau ditidurkan dengan pesta kembang api dan ucapan manis! Kita harus bersuara lantang. Jangan biarkan Bupati dan pejabat-pejabatnya nyaman di kursi empuk sementara ribuan pemuda Karawang menganggur. Jika hari ini kita bungkam, besok Karawang hanya tinggal nama di peta—tanahnya subur, tapi rakyatnya dibiarkan lapar!."tutupnya. (Jay)