Ganjar Pranowo Beri Pesan Diacara Kuliah Kebangsaan FH Unsika, Gen Z Jadi Barometer Demokrasi

Header Menu


SELAMAT BERKUNJUNG KE LAMAN MEDIA ONLINE - PERS TV - BERITA UNTUK RAKYAT

Ganjar Pranowo Beri Pesan Diacara Kuliah Kebangsaan FH Unsika, Gen Z Jadi Barometer Demokrasi

PERJUANGAN NEWS
Kamis, 04 Desember 2025


Karawang – Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) berkolaborasi dengan Ganjar Pranowo mengadakan Kuliah Kebangsaan bertema “Memperkaya Wawasan Kebangsaan Akademik dan Nilai-Nilai Kebangsaan dalam Penguatan Karakter Mahasiswa”.


 Acara ini dihadiri lebih dari 500 peserta dan berlangsung pukul 08.00 sampai 11.00 WIB di Ballroom Hotel Mercure Karawang, Rabu, (03/12/2025).

“Kuliah umum kali ini bukan hanya membekali mahasiswa Hukum untuk siap terjun ke dunia kerja, tapi juga membentuk pribadi yang nasionalis,” tutur Imam Budi Santoso, Dekan Fakultas Hukum Unsika.

Imam menambahkan, mahasiswa harus bangga menjadi bangsa Indonesia. 

“Kami memilih Ganjar Pranowo karena selain tokoh nasional, ia memiliki semangat yang harus ditularkan kepada generasi muda,” paparnya. 

Setelah acara, fakultas akan menggelar forum diskusi khusus untuk evaluasi lebih lanjut.

Ganjar Pranowo mengaku terkesan. “Semoga mahasiswa bisa menyampaikan pesan dan kesannya serta mengasah kepekaan sosial di tengah masyarakat,” ujarnya.

Ibrahim, Ketua Umum BEM Fakultas Hukum, menyebut bahwa seperti yang dikatakan Ganjar, mayoritas penentu suara adalah anak muda.

 “Gen Z menjadi barometer demokrasi di Nepal. Bahkan demonstrasinya disebut demonstrasi Gen Z,” tuturnya.

Ia menambahkan, generasi saat ini harus berani mengemukakan pendapat dengan pertimbangan intelektual, bukan emosi.

 “Alhamdulillah, saya bersyukur acara hari ini berjalan lancar. Kalau harus memberi nilai, saya beri 9,5 dari 10,” lanjutnya.

Menurut Ibrahim, antusiasme peserta mencerminkan sinergi mahasiswa dalam memperjuangkan kesejahteraan dan kedaulatan rakyat. 

“Mas Ganjar menjelaskan dengan singkat. ‘Beri aku seribu orang tua maka akan kucabut Semeru dari akarnya. Namun beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia’,” ujarnya.

Ia menyebut, doktrin Sukarno menginginkan pemuda yang progresif serta revolusioner. 

“Agar tercapai negara yang adil dan makmur. Dalam teori politik klasik, ada tiga hal dalam pembentukan negara,” jelasnya.

 Unsur itu meliputi pemerintah yang berdaulat, wilayah, dan rakyat. Dalam teori politik modern ditambah aspek budaya, zona waktu, dan intrik politik.

Menurutnya, Ganjar menegaskan bahwa hukum dan politik akan selalu berkesinambungan. 

“Berlanjut ke kepentingan politik lalu turun ke akar rumput,” katanya.

Ibrahim menyebut mahasiswa harus terus aktif menyuarakan perjuangan rakyat.

 “Kalau tidak kita, generasi berikutnya yang melanjutkan sampai menemukan momentumnya,” ucapnya.

Ia berharap peserta yang hadir tidak sekadar duduk dan bercengkrama. 

“Tapi bisa mengimplementasikan pengetahuan yang didapat secara kohesif dan komprehensif,” tutupnya. (Jay)